Jumat, 18 Mei 2012

pengalamanku mengikuti ekstrakurikuler Bridge di sekolah

          Saya adalah seorang penggila olah raga bridge , selain catur bridge juga dapat melatih otak kita untuk dapat berpikir dengan lebih baik ,sudah banyak lomba yang telah ku ikut antara lain :

  1. kejurnas bridge pelajar tahun 2007 di pekan baru ( kelas 3 SD)
  2. kejurnas bridge pelajar tahun 2008 di banten ( kelas 4 SD)
  3. final liga bridge pelajar tahun 2008 di Gor ragunan ( kelas 5 SD)
  4. kejurnas bridge pelajar tahun 2009 di gorontalo ( kelas 6 SD)
  5. final liga bridge pelajar tahun 2010 di manado ( kelas 1 SMP)
  6. kejurnas bridge pelajar 2011 di padang ( kelas 1 SMP)
  7. final liga bridge pelajar 2011 di Gor ragunan (kelas 2 SMP)
     Dari kelas 3 SD saya fokus belajar permainan ini , mulai dari di bodohi dan di ganggu oleh kakak senior , diremehkan oleh kakak senior , dan dunia telah berputar sekarang aku yang membodohi seniorku dulu .Dan aku bisa membuktikan kepada mereka bahwa aku tak bisa di remehkan .

     Pengalaman yang tak pernah ku lupakan ketika mengikuti final liga di Gor ragunan 2011, saat itu aku sedang demam tinggi , kaku sakit dan terasa lemas . Sesi 1 - 3 kami hanya berhasil duduk di urutan ke 19 , usai sesi ke 3 ibuku membawa obat untukku dan saat sesi 4 yang merupakan sesi terakhir kami finish di urutan ke 16.
    Tapi sudah terlanjur sial , pasanganku Kevin poli yang telah bersamaku sejak kejurnas di padang memarahiku dan tak ingin lagi berpasangan denganku , mulai dari situ saya mulai sempat merasa putus asa . Tapi akhirnya aku bangkit lagi dan membentuk tim bridge sendiri yang beranggotakan 4 orang yaitu : 
  1. Riccar Tanod
  2. Reiner Manajang
  3. Imanuel Lapias
  4. Handy karundeng
    Grup ini ku namai Anpet Bridge Club ( ABC ) , setiap hari sabtu seusai ekstrakurikuler kami selalu mengadakan latihan , walau tidak memakai pelatih aku mengajari mereka semampuku . Seusai latihan aku selalu menagih mereka uang sebesar seribu rupiah , uang ini akan di tabung sampai 30ribu agar bisa memakai pelatih untuk latihan , saat latihan aku selalu bilang kepada mereka berempat berlatih yang keras , rajin berdoa , jangan takut melawan orang yang dikenal jago , dan jangan kecewakan saya .

    Memang hal ini sangat mengharukan menurutku , saat aku ceritakan ceritaku ini kepada Yoseph kaunang yang sering di sapa Om Buang yang merupakan pelatih bridge di sekolahku , dia mengangkat dua jempolnya untukku , katanya" itu bagus dan Om Buang salut pandamu ", dan targetku adalah , mengalahkan pasangan ku yang dulu , yang telah melepaskanku , yang tidak memaklumiku karna sedang sakit , dan aku ingin tunjukan padanya kalau dia telah salah tidak lagi berpasangan denganku .
"Dan bagiku seorang pemain Bridge yang dikatakan pintar bukan hanya karna ia pintar saja tetapi dia dapat membuat orang lain menjadi pintar sepertinya "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar